Kamis, 07 Juni 2018

Bully, siapa takut!

Bully


Gimana sih rasanya dibully?
Ada gak sih yang mau nolongin?

     Ketika SD, aku bersekolah di 2 sekolah dengan lokasi yang sama. Yang pertama SD 01 Pagi yang menjalankan aktivitas kegiatan belajar dan mengajarnya di pagi hari, dan disiang harinya, giliran SD 02 Petang yang menggunakan sekolahnya untuk kegiatan belajar dan mengajar. Walaupun sekolahku berlokasi sama, namun tali persaudaraannya kurang akrab. kelas 1 sampai 5 aku sekolah di SD 02 Petang, dan ketika aku memasuki kelas 6, SD 02 Petang ku itu ditutup dan yang beroperasi hanyalah SD 01 Pagi. Agar tidak pindah lokasi sekolah, akhirnya aku melanjutkan kelas 6 ku di SD 01 Pagi dengan syarat harus berperingkat 1 sampai dengan 5 ketika kelas 5 nya, karena mayoritas di SD 01 Pagi tersebut merupakan murid yang pintar, dan kebetulan aku mendapat peringkat 5.
     Di hari pertama masuk sekolah, aku duduk didekat pintu keluar kelas bersama dengan 1 teman SD ku di SD 02 Petang dulu, ia bernama Fadhil Sabili, Fadhil orangnya baik dan mudah bergaul dengan siapapun. Di hari yang sama, karena aku sering melihat keluar pintu dibandingkan memperhatikan pelajaran, maka aku dipindahkan ke meja paling depan, aku duduk bernama gadis bernama Syafa Alifia. ia sangat cantik dan hobinya adalah minum air putih ketika pelajaran berlangsung, sayang dia agak jutek kepadaku.
     Singkat cerita, hari demi hari, akhirnya aku bisa bergaul dan bermain dengan teman-teman laki-lakiku, mayoritas dari mereka adalah orang baik, namun jika diajak sekelompok denganku, mereka suka sekali menolak permintaanku. Sementara mayoritas teman-teman wanitaku orangnya sombong dan jutek, mereka menghindariku dengan 1000 macam cara, sampai-sampai suatu hari ketika aku makan eskrim dibawah bendera merah putih, aku ditimpuk sepatu dan eskrimku jatuh ketanah. Dan tidak ketinggalan dengan anak kelas 6 kelas lain, ketika maulid nabi, aku dibully dengan cara kaki dan tanganku dipegangi dan aku diludahi oleh mereka, bahkan guru yang lewatpun tidak peduli aku menangis dilantai.
     Di akhir-akhir masa bersekolahku di jenjang SD, lebih tepatnya ketika ujian praktik, kami diminta membuat kelompok berdialog bahasa inggris sepasang-sepasang, semua temanku sudah mendapat kelompoknya masing-masing, kecuali aku, sebenarnya aku sudah mendapat kelompokku bersama temanku yang bernama Aditya Bisma, dia adalah murid terpintar di sekolah, namun akhirnya dia memutuskan untuk tidak berkelompok denganku karena mungkin dia malu dengan temannya yang lain. Aku merasa sedih, kecewa, dan ingin marah, tapiku hanyalah sendiri disini.
     Ketika ujian praktik Seni budaya dan keterampilan, kami diharuskan untuk menyanyi 1 lagu wajib yang sudah diberikan satu per satu kepada kami, aku mendapat lagu berjudul " Sorak-Sorak Bergembira ", karena aku orangnya pemalu alias introvert, aku tidak berani bernyanyi dan teman-temanku mentertawaiku dan mengejekku. Akhirnya aku berusaha bernyanyi, namun suaraku tidak kuat untuk mencapai nada yang lumayan tinggi itu, merekapun gembira melihat hal ini, serta guru pengujiku tidak mempedulikan itu.
     Karena semua temanku dikelas tahu bahwa aku adalah orang pemalu, manja, cengeng, culun, salah satu dari mereka (aku tidak ingin menyebutkan namanya karena sifatnya yang sudah keterlaluan), ketika tryout UN, dia meminjam pensil hadiah membeli buku "Detik-Detik Menjelang UN SD" ku dan mematahkannya menjadi 2 bagian, seketika itu juga aku merasa seperti tulangku dipatahkan olehnya, aku menangis dan dia tertawa, untungnya ada guruku bernama "Pak Wahyu" memberikan ku pensil yang berjenis sama untukku.
     Ketika acara Pelepasan, kami sekelas tampil dipanggung menampilkan dance, 1 kelas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu putra dan putri. Untuk putra diwajibkan mengenakan kemeja dan celana jeans. Salah satu teman wanitaku yang orangnya sama sekali tidak sopan, dia mengejekku " Tau gak, lo tuh gak keren sama sekali pakai gituan", aku memang menyadari aku ini culun sehingga dimata mereka, aku selalu dianggap rendah, namun tidak seharusnya ia berkata seperti itu kepadaku.

     Ketika SMP, sifat teman-teman baruku berubah 180 derajat dibanding teman SD ku. Namun ada suatu ketika, teman perempuanku (aku tidak menyebutkan namanya) berinisial Rn bersama dengan Rt, mereka menggangguku dengan bernyanyi keras-keras didepanku ketika aku sedang menggambar di waktu istirahat, memang suara Rt sangat merdu dan bagus, bahkan seringkali aku merinding dibuatnya. Karena merasa terganggu, akupun spontan memukul mereka dan mereka berteriak kalau aku mengenai dada mereka, yaaa aku santai saja kalau aku gak salah, untung saja guru tidak ada yang peduli, karena guru-guruku sudah tau sifatku itu pendiam, polos tidak mungkin melakukan hal itu, jikapun ia, pasti tidak sengaja. Hal yang sama terulang kembali di lain hari, dan hasilnya tetap nihil.


........................
     Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan idolaku, Harrison Craig, sejak kecil ia mengidap "stutter" atau gagap. Teman-temannya sering mengejeknya karena itu. Sebagai sama-sama korban bullying ketika kecil, aku merasakan perasaan yang sama bagaimana rasanya diejek, dikucilkan, dibully, dan lain-lain, hingga akhirnya ia berhasil menunjukkan kepada para bullyer nya tersebut bahwa dia dapat memutar 4 kursi coach di The Voice Australia 2013 dan memenangkan kontes bernyanyi tersebut. Aku beranda-andai, aku ingin sekali memukul balik para bullyerku dahulu dengan kemampuanku yang kebetulan sama dengan idolaku, menyanyi, aku sudah biasa nyanyi dipanggung sejak 1 tahun belakangan ini. Namun, aku dan mereka sudah tidak pernah bertemu lagi.

Amanat dariku adalah, jika kalian dibully, sabar saja, biasanya orang yang dibully itu biasanya memiliki sesuatu diatas rata-rata.